Selasa, 08 November 2016

Manfaat Ikan Juwi/ Lemuru Untuk Tubuh Kita

Mungkin sebutan untuk ikan Juwi atau Lemuru sangat asing terdengar di telinga kita, namun hal itu sangat wajar. Hal tersebut di karenakan ikan lemuru sangat jarang di jual di pasaran.
Ikan Juwi Presto
Namun tahukan anda bahwa ikan Juwi atau Lemuru  (Sardinella Lemuru) adalah ikan yang dijadikan produk ikan sarden lokal di Indonesia. Ikan ini banyak terdapat di Selat Bali, Wilayah perairan Jawa Timur dan perairan Bali. Sementara yang terkenal sebagai ikan sarden adalah sarden jepang (Sardinella melanostica).

Karena nama lemuru kurang dikenal, maka yang dicantumkan di dalam kalengnya hanyalah nama sardennya. Di Indonesia sebetulnya punya beberapa jenis sarden seperti sardinella longiceps, sardinella sirm, sardinella leigaster, dan sardinella clupeoides. Nama-nama ini merupakan hasil tangkapan dari daerah kepulauan seribu, Pekalongan, Tegal dan Pelabuhan Ratu. Hanya saja populasinya tidak sebanyak dengan lemuru yang ada di Selat Bali.

Ditempat hidupnya di perairan Bali, ikan ini banyak sebutannya seperti, jika badannya masih kecil disebut semenit atau sempenit, Jika beranjak dewasa dan panjang badannya sekitar 12 cm dijuluki Protolan. Ketika badannya mencapai 15 cm disebut Lemuru. Tapi kalau ukurannya lebih besar lagi disebut Lemuru Kucing. Tapi ada juga di daerah lain di Bali seperti di Perairan Jimbaran, Ikan Lemuru di sebut ikan kucing tanpa memperdulikan ukurannya.

Bagi penjual ikan segar, Ikan Lemuru tergolong ikan yang tidak disukai karena gampang busuk. Karena sifatnya yang mudah busuk, penjualan lemuru segar hanya terbatas di daerah Muncar (Banyuwangi). Di luar daerah itu, lemuru dijual sudah dalam bentuk olahan seperti Ikan Pindang, ikan asin atau tepung ikan.

Untuk pengalengan dalam bentuk produk ikan sarden, hanya lemuru dengan kualitas bagus yang diolah. Karena daging ikan ini mudah hancur, sebelum dikalengkan, ikan ini direndam dalam larutan garam encer 15% selama 15 menit. Selain untuk memperkuat struktur daging, perlakuan ini juga bertujuan untuk menambah rasa lezat ikan lemuru dalam produk Ikan Sarden.

MANFAAT MINYAK IKAN LEMURU UNTUK TULANG

Tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Ali Taqwim, Hendri Jaya Permana dan Putri Kharisma menggondol juara pertama lomba karya tulis ilmiah diadakan Persatuan Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Seluruh Indonesia. Mereka menggunakan ikan lemuru sebagai obyek bahasan karena keberadaan ikan ini sangat melimpah dan saat musim harganya jatuh.
Ali Taqwim di kampus Tegalboto Universitas Jember, Jawa Timur, Senin (24/10) mengatakan, ikan lemuru ternyata memiliki potensi sekelas ikan salmon dan kaya akan kandungan Omega-3. Ikan lemuru yang sering yang dipandang sebelah mata itu ternyata dari studi literatur memiliki kandungan EPA (eicosa pentaenoic acid) dan DHA (dokosa heksaenoat acid) cukup tinggi. Kandungannya tidak kalah dengan ikan salmon dan ikan cod, kata Ali Taqwim.
Penelitian mereka dengan mengacu hasil penelitian mengungkapkan, kandungan Omega 3 dalam minyak ikan lemuru bisa menguatkan gigi, meski sedang dipasangi kawat. Ini terungkap dari karya tulis ilmiah berjudul, Potensi Asam lemak Omega 3 Minyak Ikan Lemuru Dalam Mencegah Relaps Pasca Perawatan Ortodentik .
Kandungan EPA dalam Omega 3, menurut Putri Kharisma, memiliki fungsi penambah daya tahan tubuh dan memperkuat tulang, sedang DHA bermanfaat menambah kecerdasan otak. Kami menemukan fakta selama ini belum banyak yang memanfaatkan Omega 3 dari ikan lemuru, padahal jumlahnya berlimpah ruah, tambah Putri.
Hendri menambahkan, saat ini pemanfaatan ikan lemuru paling besar untuk ikan sardine kalengan, sementara minyak ikan lemuru lebih banyak untuk industri penyamakan kulit dan bahan kosmetika. Padahal jika diproses, minyak ikan ini bisa diambil Omega 3, dan bisa memberi nilai tambah, ujar Hendri.
Menurut Ali Taqwim, ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah ini Persatuan Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Seluruh Indonesia (PSMFKGSI) dan Pepsodent 2011 dilaksanakan 14 Oktober 2011 di F akultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Surabaya.
Sebelumnya, Ali Taqwim bersama Melliana Trismi Utami dan Putri Kharisma Dewi jadi juara dua kategori Kopetisi Poster dalam kegiatan Dentistry Scientific Meeting (DSM) V di Universitas Indonesia, 21-25 Juli 2011 lalu.
Poster berjudul Kajian Efektifitas Penggunaan Stateskop pada Deteksi Kelainan Sendi Temporomandibula menurut dewan juri memiliki keunggulan yang mudah diaplikasi. Selain itu, poster itu memiliki ude yang kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar